attenuasi gelombang suara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Akustik
kelautan merupakan ilmu yang mempelajari tentang gelombang suara digunakan
bidang kelautan baik itu untuk tujuan militer maupun konfensional. Gelombang
suara merupakan gelombang mekanik yang merambat melalui medium. Pada penerapan
akustik kelautan gelombang suara merambat melalui medium air. Medium gelombang
mekanik terbagi menjadi 3 yaitu udara, cair, dan padat. Kecepatan gelombang
suara dapat di pengaruhi dengan jenis medium, tergantung pada kerapatan molekul
pada setiap mediumnya.
Setiap
geloombang memiliki factor-faktor yang menyebabkan naiknya kecepatan atau
berkurangnya kecepatan rambat suara itu. Semakin rapat molekul dalam medium itu
adalah medium padat karena kerapatan molekul zat padat lebih rapat di banding
dengan medium lainya. Suhu juga dapat
mempengaruhi kecepatan dari gelombang suara itu sendiri karena semakin tinggi
suhu gerakan antar molekul semakin cepat dan akan semakin cepat pula
menghantarkan energy dari gelombang suara tersebut.
Jika
ada factor yang mempercepat pastinya ada juga factor yang memperlambat
kecepatan gelombang suara bahkan menghilangkannya. Seperti saat kita masuk
kedalam studio music, dalam ruangan studio di buat agar ruangan itu kedap
suara. Dalam ruangan kedap suara itu menggunakan bahan bahan yang dapat
menyerap atau mengurangi rambatan gelombang suara.
1.2 Rumusan
masalah
Apa yang dimaksud
attenuasi gelombang suara seperti absorpsi, refraksi, defleksi dan spreading ?
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat
menjelaskan attenuasi gelombang suara seperti absorpsi, refraksi, defleksi dan
spreading
BAB II
METODE PENULISAN
Makalah
ini ditulis dengan metode kajian pustaka yang di ambil dari buku, jurnal
ataupun artikel yang di tulis pada tanggal 12 oktober 2016 di kota bengkulu.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Attenuasi
Atenuasi adalah melemahnya
suatu sinyal yang disebabkan oleh adanya jarak yang semakin jauh, yang harus
ditempuh oleh suatu sinyal tersebut dan karena frekuensi sinyal tersebut
semakin tinggi. Energi gelombang suara akan berkurang sepanjang
perambatannya dari sumbernya karena gelombang suara menyebar keluar dalam
bidang yang lebar, energinya tersebar kedalam area yang luas. Gelombang
suara yang merambat melalui media air akan mengalami kehilangan energi yang disebabkan
oleh penyebaran gelombang, penyerapan energi, dan pemantulan yang terjadi di
dasar atau permukaan perairan. Intensitas gelombang suara akan semakin
berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber bunyi.
Atenuasi disebabkan oleh karena
adanya penyebaran dan absorbsi gelombang. Penyebaran gelombang
terjadi akibat ukuran berkas gelombang berubah, pola berkas gelombang
tergantung pada perbandingan antara diameter sumber gelombang dan panjang
gelombang medium. Absorbsi gelombang yaitu penyerapan energi yang diakibatkan
penyerapan energi selama menjalar di dalam medium (penurunan intensitas).
Sebuah sumber gelombang suara dari
suatu akustik di perairan yang memancarkan gelombang akustik dengan intensitas
energi tertentu akan mengalami penurunan intensitas bunyi
Bersamaan dengan bertambahnya jarak dari sumber
gelombang akustik tersebut. Hal ini terjadi karena sumber akustik
memiliki intensitas yang tetap, sedangkan luas permukaan bidang yang dilingkupi
akan semakin besar dengan bertambahnya jarak dari sumber bunyi. Penyebaran
gelombang akustik dibatasi oleh permukaan laut dan dasar suatu perairan.
Gelombang suara yang sedang
merambat akan mengalami penyerapan energi akustik oleh medium
sekitarnya. Secara umum, penyerapan suara merupakan salah satu
bentuk kehilangan energi yang melibatkan proses konversi energi akustik menjadi
energi panas, sehingga energi gelombang suara yang merambat mengalami penurunan
intensitas (atenuasi).
Gelombang
dalam perambatannya akan mengalami penurunan intensitas (atenuasi) karena penyebaran
dan karena penyerapan. Penyebaran gelombang juga mengakibatkan intensitas
berkurang karena pertambahan luasannya, terkait dengan bentuk muka
gelombang.
Atenuasi
gelombang ultrasonik merupakan pelemahan energi akustik yang hilang selama
perambatan gelombang yang sebagian besar disebabkan oleh pantulan, hamburan dan
penyerapan gelombang datang oleh suatu medium. Konstanta atenuasi dapat
dimodelkan
Atenuasi
= α [db/(mhz cm)] . L[cm] . F[mhz]
Dimana:
dimana α nilai parameter atenuasi suatu medium,l panjang jarak tempuh gelombang
dan f adalah frekuensi pusat tranduser. Akibatnya, frekuensi tranduser
ultrasonik yang lebih tinggi akan meningkatkan atenuasi. Atenuasi gelombang
ultrasonik ditunjukan dalam db yang diperkirakan sebanding dengan frekuensi gelombang
suara. Frekuensi yang tinggi diatenuasikan lebih tinggi dari pada frekuensi
yang lebih rendah. Hamburan dan absorbsi, keduanya bergantung kepada frekuensi
dan kedalaman, koefisien atenuasi, ditentukan dalam db/cm adalah intensitas
relatif yang hilang per centimeter selama perambatan gelombang dalam medium
diberikan. Hal ini diakibatkan oleh adanya atenuasi yaitu pengurangan
intensitas suara seiring dengan penambahan jarak tempuh. Dalam kondisi ideal,
tekanan udara hanya berkurang akibat penyebaran gelombang tetapi pada
kenyataannya, penyerapan dan penghamburan energi oleh medium yang dilewati
gelombang turut serta memperbesar atenuasi.
3.1.1 Absorpsi
Absorpsi
merupakan fenomena akustik saat gelombang suara mengenai suatu material dan
material tersebut mengurangi (menyerap) sebagian atau
seluruh energi gelombang suara yang
membenturnya. Dalam fenomena absorpsi dikenal istilah
faktor absorpsi, yaitu perbandingan energi yang
diserap material ”absorber” dari gelombang suara yang
membenturnya dengan energi pada gelombang
suara saat sebelum membentur absorber. Jadi, semakin
besar faktor absorpsi suatu material,
semakin banyak energi yang diserap oleh
material tersebut saat gelombang suara
membenturnya. Demikian sebaliknya, semakin kecil
faktor absorpsi, semakin kecil energi gelombang
suara yang terserap oleh material tersebut.
Ada 3
macam penyerap suara yang secara teknis sering digunakan :
1. Bahan
porous
Bahan
porous yaitu penyerapan energi suara secara mikroskopis disebabkan oleh
perubahan energi suara menjadi energi lain
2. Membran
penyerap
Membran
penyerap yaitu lembaran bahan solid (tidak berporous) yang dipasang dengan
lapisan udara dibagian belakangnya (air space backing). Bergetarnya panel ketika
menerima energi suara serta transfer energi getaran tersebut ke lapisan udara
menyebabkan terjadinya efek penyerapan suara.
3. Rongga
penyerap
Rongga
penyerap yaitu rongga udara dengan volume tertentu yang dapat di rancang
berdasarkan efek resonator helmhozt. Efek osilasi udara pada bagian leher
(neck) yang terhubung ketika menerima energi suara menghasilkan efek penyerapan
suara.
Beberapa
sifat dasar absorpsivitas bahan porous :
1. Merupakan
fungsi frekuensi
2. Tergantung
pada massa jenisnya (ρ) dalam kg/m3 atau kg/m2.
Semakin besar massa jenisnya, resistansi terhadap aliran
semakin besar dan nilai ά besar.
1. Bergantung
pada ketebalan untuk massa jenis yang sama.
2. Bergantung
pada penempatannya relatif terhadap alas.
Jika ada lapisan udara maka terjadi peningkatan nilai
koefisien absorpsi pada daerah frekuensi rendah.
Penyerapan
bunyi
Yaitu
penyerapan energi bunyi oleh lapisan permukaan tertentu memiliki koefisien
penyerapan yang tertentu pula.terdapat beberapa jenis penyerap suara,yaitu :
-penyerapan
bahan berpori,berfungsi mengubah energi bunyi menjadi energi panas melalui
gesekan dengan molekul udara.pada frekuensi tinggi,semakin tebal lapisan bahan
penyerap akan semakin efisien.misalnya serat kacang,serat kayu,papan
serat(fiber board),dan lain-lain.
-penyerap
panel bergetar,berfungsi sebagai pengubah energi bunyi menjadi energi
getaran.penyerap ini akan bekerja dengan baik pada frekuensi rendah,misalnya
kaca,pintu,panel kayu.
-penyerapan
resonator rongga,berfungsi untuk mengurangi energi melalui gesekan dan
interefleksi pada lubang dalam yang bekerja pada frekuensi rendah,contohnya
sound block,resonator panel berlubang dan resonator celah.
Penyerapan
bunyi
Bahan
lembut berpori dan kain serta juga manusia,menyerap sebagian besar gelombang
bunyi yang menumbuk mereka,dengan kata lain, mereka adalah penyerap
bunyi.jumlah panas yang di hasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat
kecil,sedang kecepatan perambatan gelombang bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan.
Sebenarnya
semua bahan bangunan menyerap bunyi sampai batas tertentu,tetapi pengendalian
akustik bangunan yang baik membutukan penggunaan bahan-bahan dengan tingkat
penyerapan bunyi yang tinggi.
Dalam
akustik lingkungan unsur-unsur berikut dapat menunjang penyerapan bunyi :
A.lapisan
permukaan dinding,lantai dan atap.
B.isi
ruang seperti penonton,bahan tirai,tempat duduk dengan lapisan lunak,karpet.
C.udara
dalam ruang.
Merupakan
suatu kebiasaan standar untuk membuat daftar nilai koefisien penyerapan bunyi
pada wakil frekuensi standar yang meliputi bagian yang paling penting dari
jangkauan frekuensi audio,yaitu pada 125,250,500,1000,2000 dan 4000 hz atau
128,256,512,1024,2048,4096 hz.
Metode
pengukuran ά untuk bahan porous dalam ruang dengung.
1. Metode
waktu dengung
Metode ini dilakukan di dalam ruang dengung
(reverberation chamber). Ruang dengung adalah ruang lab khusus yang seluruh permukaannya
bersifat sangat reflektif dan diffuse, serta tidak ada satupun permukaannya
yang sejajar, untuk menciptakan medan diffuse pada seluruh titik dalam ruang. Dalam
cara ini, dilakukan 2 kali pengukuran rt: dalam kondisi ruang dengung kosong
dan setelah bahan yang diukur dipasangkan pada salah satu permukaan ruang
dengung (biasanya di lantai). Dari perbedaan rt ini kemudian dihitung harga
koefisien serap (koefisien absorpsi). Koefisien yang terukur tentu saja bukan
hanya arah tegak lurus, tetapi arah datang suara secara keseluruhan (random).
Harga koefisien serap yang diukur dengan cara inilah yang biasanya digunakan
sebagai standard koefisien absorbsi bahan akustik.
1. Metode
tabung impedansi 2 mikropon
Pada cara ini, bahan diletakkan di salah satu ujung
tabung, dan sumber suara di ujung yang lain. Dua microphone yang diletakkan
diantaranya (dalam konfigurasi 1 garis atau berhadapan) kemudian digunakan
untuk mengukur perbedaan impedansi akustik medan suara yang dihasilkan. Dari
perbedaan itu kemudian diturunkan harga koefisien serap bahan. Koefisien serap
yang diukur dalam hal ini adalah koefisien serap arah tegak lurus bahan.
Biasanya cara tersebut digunakan untuk mengukur harga koefisien serap dari
material-material baru.
3.1.2
Refreksi
Refraksi merupakan fenomena akustik
saat gelombang suara berubah arah rambatnya saat gelombang suara tersebut
merambat melalui dua lapisan material yang berbeda kerapatannya. Fenomena ini
mirip dengan pembiasan cahaya pada saat melewati dua material yang berbeda
kerapatan. Jadi, refraksi bisa diartikan fenomena pembiasan suara.
Pada pemantulan gelombang, gelombang yang tiba di batas
medium akan dipantulkan ke arah semula. Pada pembiasan, gelombang yang mengenai
bidang batas antara dua medium, sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi
akan diteruskan atau dibiaskan. Gelombang yang dibiaskan ini akan mengalami
pembelokan arah dari arah semula tergantung pada mediumnya. Pada medium
kedua, cepat rambat gelombang mengalami perubahan dan perubahan ini pun
tergantung pada mediumnya. Dengan kata lain, pembiasan gelombang adalah
pembelokan arah lintasan gelombang setelah melewati bidang batas antara dua
medium yang berbeda.
Refleksi adalah ketika gelombang, baik fisik maupun
elektromagnetik, memantul dari permukaan dan kembali ke sumbernya. Sebuah
cermin memantulkan gambar objeknya. Gelombang refleksi terjadi pada saat sebuah
gelombang yang merambat dalam suatu media sampai di bidang batas medium
tersebut dengan media lainnya. Dengan demikian, pemantulan (refleksi) sebuah
gelombang adalah bidang batas antara dua medium yang berbeda. Contoh lainnya
adalah pemantulan gelombang pada tali. Pada saat gelombang tali sampai di ujung
tali (batas antara tali dan medium lain), maka gelombang tersebut akan
dipantulkan kembali ke dalam tali itu.
Menurut hukum
snellius tentang pembiasan:
1.
Sinar
datang, garis normal, dan sinar bias, terletak pads satu hidang datar.
2.
Sinar
yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke medium dengan indeks bias
yang lebih besar dibiaskan mendekati garis normal, dan sebaliknya
3.
Perbandingan
nilai sinus sudut datang (sin i) terhadap sinus sudut bias (sin r) dari satu
medium ke medium lainnya selalu tetap.
Hukum snellius adalah rumus
matematika yang memberikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada
cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropic
berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum ini di ambil dari matematikawan
belanda yang bernama willebrord snellius, yang merupakan salah satu penemunya.
Hukum ini dikenal juga sebagai hukum descartes atau hukum pembiasan.
Adapun bunyi hukum snellius I, yaitu
Jika suatu cahaya melalui perbatasan
dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu
membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam
satu bidang datar.
Adapun
bunyi hukum snellius II, yaitu
Perbandingan sinus sudut datang
dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai konstanta dinamakan indeks bias (
n ).
Adapun contoh pembiasan gelombang
dalam kehidupan sehari-hari yaitu
1. Gulungan gelombang laut yang
bergerak menuju tepi pantai. Ketika masih ditengah laut, gelombang laut
biasanya bergerak ke berbagai arah . Tetapi ketika mendekati garis pantai
seakan- akan gelombang sejajar dengan garis pantai. Kemudian pada saat pecah
gelombang laut tepat sejajar.
2. Saat berenang di kolam kaki kita
terlihat lebih pendek dalam air.
3. Fatamorgana di padang pasir dan di
laut.
4. Pensil yang di masukkan kedalam air
akan terlihat bengkok.
5. Kolam terlihat dangkal jika dilihat
dari atas.
6. Ikan terlihat lebih dekat jika
berada dalam air.
3.1.3 Difraksi
Difraksi adalah ketika gelombang yang berjalan melalui lubang
kecil dan menyebar keluar. Gelombang ini merambat ke luar dengan karakteristik
kecepatan gelombang. Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka
gelombang saling beradu satu sama lain untuk menghasilkan gelombang berjalan. Prinsip
huygens juga berlaku untuk gelombang elektromagnetik. Misalnya, jika kita
berteriak di sebelah dinding, suara akan paralel ke dinding. Dinding mungkin
diam, tapi suara itu tidak; suara akan mengarah ke setiap sudut dinding. Ini
adalah difraksi.
Difraksi
gelombang bunyi adalah pembelokan arah gerak gelombang bunyi saat melewati
suatu celah atau bertemu dengan penghalang pada lintasan geraknya.
Gelombang bunyi memiliki panjang gelombang dalam rentang beberapa sentimeter sampai dengan beberapa meter (dibandingkan dengan gelombang cahaya yang panjang gelombangnya berkisar 500 nm). Seperti yang telah kita ketahui bahwa gelombang yang panjang gelombangnya lebih panjang akan mudah didifraksi.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil
di tikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi di pinggir tikungan.
Gelombang bunyi memiliki panjang gelombang dalam rentang beberapa sentimeter sampai dengan beberapa meter (dibandingkan dengan gelombang cahaya yang panjang gelombangnya berkisar 500 nm). Seperti yang telah kita ketahui bahwa gelombang yang panjang gelombangnya lebih panjang akan mudah didifraksi.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil
di tikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi di pinggir tikungan.
Jika penghalang celah yang diberikan
oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas terlihat. Muka gelombang yang
melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah, seperti ditunjukkan pada
gambar 1.22. Jika penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde
panjang gelombang, maka difraksi gelombang sangat jelas. Celah bertindak
sebagai sumber gelombang berupa titik, dan muka gelombang yang melalui celah
dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai
pusatnya seperti ditunjukkan pada gambar 1.23.
|
|
Gambar 1.22 pada celah lebar,
hanya muka gelombang pada tepi celah saja melengkung
|
Gambar 1.23 pada celah sempit,
difraksi gelombang tampak jelas.
|
3.1.4 Transmisi
Transmisi yang hilang adalah penurunan intensitas suara
karena menyebar melalui media, dan merupakan hasil penyebaran, penyerapan,
hamburan, refleksi dan penghalusan. Transmisi yang hilang juga bisa
diperkirakan dengan menambahkan efek geometris penyebaran (Tlsp), penyerapan (Tla)
dan transmisi loss anomali (a). Transmisi anomali yang hilang termasuk hamburan
kehilangan akibat refleksi dan penghalusan pada batas antarmuka.
Tl = Tlspreading +
Tlabsorption + a
Untuk mempermudah kita hanya akan menangani penyebaran
penyebaran (tlsp) dan kehilangan penyerapan (tla):
Tl = tlg +
tla
- Tlsp – spreading loss
Spriding
loss bulat atau geometris (tlg)
Spriding loss bulat mengasumsikan lingkungan yang seragam
atau homogen yang khas dalam perairan ( > 2000 m ). Suara dari sumber titik
akan menyebar keluar sebagai lingkaran gelombang, dan intensitas berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber tlg = 20 log ) r<r1
Dimana r adalah kisaran meter penerima dari sumber dan r0
adalah berbagai referensi, biasanya 1m. Dengan lingkaran menyebar, tingkat
suara berkurang 6 db jika jarak dua kali lipat dan dengan 20 db ketika jarak
meningkat dengan faktor 10. R1 adalah kisaran meter di mana berhenti
menyebarkan lingkaran dan dimulai menyebarkan silinder
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari
pengamatan literature dapat di simpulkan bahwa, atenuasi adalah melemahnya
suatu sinyal yang disebabkan oleh adanya jarak yang semakin jauh, yang harus
ditempuh oleh suatu sinyal tersebut dan karena frekuensi sinyal tersebut
semakin tinggi. Absorpsi merupakan fenomena akustik saat
gelombang suara mengenai suatu material dan material tersebut
mengurangi (menyerap) sebagian atau seluruh energi
gelombang suara yang membenturnya. Refleksi adalah ketika gelombang, baik fisik maupun elektromagnetik,
memantul dari permukaan dan kembali ke sumbernya. Difraksi adalah ketika
gelombang yang berjalan melalui lubang kecil dan menyebar keluar. Gelombang ini
merambat ke luar dengan karakteristik kecepatan gelombang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ady. 2009. Gejala Absorpsi Suara Oleh Bahan Berporos. http://adys.blog.uns.ac.id
/2009/09/30/gejala-absorpsi-suara-oleh-bahan-berporous/ di akses
pada tanggal 11 oktober 2016 15.30 WIB
Ajeng.2012.
Atenuasi gelombang suara. http://ajengsanisani.blogspot.co.id
/2012/10/atenuasi-gelombang-suara.html di akses pada tanggal 11 Oktober
2016 Pukul 15.50 WIB
Angraini.
2013. Sifat Gelombang Akustik.http://belajarakustik.blogspot.co.id
/2013/09/sifat-gelombang-akustik.html Diakses pada tanggal 11 Oktober
2016 Pukul 17.00 WIB
Budi. 2014. Apa Itu gelombang Difraksi refleksi dan refraksi.http://budisma.net/2014/12/
apa-itu-gelombang-difraksi-refleksi-dan-refraksi.html diakses pada
tanggal 11 Oktober 2016 pukul 15.15WIB
Mico. 2015.
Perambaran dan sifat gelombang bunyi. http://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/matapelajaran
/1921-perambatan-dan-sifat-gelombang-bunyi di akses pada tanggal 11 Oktoober 2016 pukul 16.00
WIB
Nikita. 2012. Refraksi Gelombang Suara. https://nikitakelautan2010.wordpress.com /2012/09/28/
refraksi-gelombang-suara/ diakses pada tanggal 11 Oktober 2016
Pukul 15.30 WIB
Oktavian. 2012. Absorpsi gelombang suara. https://octaviandmarine.wordpress.com/2012/
11/16/ absobsi-gelombang-suara/ di akses pada tanggal 11 Oktober 2016 Pukul
15.45 WIB
Sudirman. 2015. Pembiasan Gelombang Refraksi https://sudirmanbajokabaenatimur
.wordpress.com /2015/02/08/pembiasan-gelombang-refraksi/ diakses
pada tanggal 11 Oktober 15.15 WIB
Susanto.
2010. Gelombang mekanik. http://fisikon.com/kelas3/index
.php?option=comcontent&view=article&id=30:sifat-sifat-gelombang-difraksi-gelombang&catid=1:gelombang-mekanik&Itemid=76 di Akses Pada tanggal11 Oktober
2016 Pukul 16.15 WIB
Zanzibar.2015.
Pengukuran Polusi Suara Bawah Air Dengan Menggunakan Metode Akustik. https://zanzibar301.wordpress.com/2015/02/04/pengukuran-polusi-suara-bawah-air-dengan-menggunakan-metode-akustik/
diakses pada tanggal 11 Oktober 2016 pukul 15.00 WIB
Komentar
Posting Komentar